1. Natal Ala Pinoy di Philipina
Orang Filipina sangat menyukai Natal. Bayangkan saja lagu-lagu Natal sudah berkumandang sejak bulan September lalu. Pada tanggal 16 hingga 24 Desember pagi diadakan sebuah acara Misa khusus yang disebut “Missa de Gallo“. Seusai Misa, biasanya disediakan berbagai sajian khas daerah yang terbuat dari beras. Setelah Misa dimalam Natal, warga Filipina biasanya berkumpul untuk menikmati makan malam bersama. Menunyapun cukup mengundang selera, yaitu babi panggang utuh, daging asap, aneka keju serta masakan lainnya. Ini adalah saat dimana keluarga berkumpul untuk memohon kesehatan dan keselamatan bagi setiap orang. Lalu hadiah Natal-pun dibuka dengan suka cita.Orang Meksiko merayakan Natal dengan menggelar festival selama 9 hari. Setiap malam tampil atraksi dari berbagai keluarga yang berbeda dengan dipimpin oleh anak kecil yang membawa patung Yesus, Maria dan Tusuf yang terbuat dari tanah liat. Mereka berjalan ke rumah-rumah yang sedang melangsungkan pesta dan menyanyikan lagu-lagu Natal. Sementara itu, beberapa orang dari mereka berusaha memecahkan boneka (pinata) dari tanah liat yang tergantung di langit-langit rumah, sehingga seluruh peserta akan dihujani dengan berbagai permen dan hadiah dari dalam boneka tersebut.
3. Jamuan Natal Negeri Kota Mode
Pada malam Natal, anak-anak di Perancis biasa meletakkan sepatu mereka di depan parapian sambil berharap Sinterklas akan memenuhi sepatu mereka dengan berbagai hadiah. Jamuan tengah malam di malam Natal biasanya menyajikan daging yang disebut le reveillon. Secara bahasa, Reveillon berarti bangun atau panggilan untuk untuk hari pertama. reveilldimaksudkan sebagai simbol kebangkitan spiritual dalam arti kelahiran Yesus. Daging tersebut biasanya disajikan bersama tiram, sosis, arak, ham bakar, unggas panggang, salad, buah-buahan dan kue tar. Di Perancis Selatan ada satu tradisi unik, dimana Pie dan Kue Daging Natal (pain calendeau) dipotong secara bersilang dan dimakan hanya setelah bagian yang pertama diberikan kepada kaum papa.
Anak-anak di Korea mempunyai tradisi sendiri dalam merayakan Natal, yaitu dengan saling memberi kartu Natal. Tidak peduli berapa banyak teman sekolah atau teman bermain, mereka akan mengirim dan membalas semua kartu yang mereka terima. Bahkan, anak-anak itu memilih untuk melewatkan jam tidurnya agar bisa membalas kartu-kartu tersebut. Uniknya, setiap kartu memiliki isi yang berbeda. Ini menunjukkan bagaimana mereka mengekspresikan perasaan mereka pada setiap orang yang mereka kenal.
6. Ritual Unik di Yunani
5. Natal Tanpa Salju di Negeri Kangguru
Tidak seperti suasana Natal yang seringkali digambarkan jatuh pada musim dingin. Natal di Australia justru jatuh pada musim panas. Oleh karena itu, banyak orang memilih merayakan Natal di kolam renang, pantai atau pusat perbelanjaan. Permainan Kriket yang dimulai sesudah Natal dan perlombaan perahu dayung dari Sydney ke Hobart di Pelabuhan Sydney adalah acara yang paling dinantikan setiap Natal tiba. Namun seperti layaknya Natal di negara lain, keluarga Nasrani di Australia biasanya juga meluangkan waktu untuk berkumpul dan makan bersama di malam Natal.Di negeri yang terkenal dengan mitologi serta dewa-dewanya ini, tradisi malam Natal biasanya menjadi saat dimana anak-anak untuk pergi ke jalan-jalan sambil menyanyikan lagu-lagu Natal yang gembira. Mereka memainkan drum dan alat musik lainnya untuk mengikuti irama lagu yang mereka nyanyikan. Kadang-kadang mereka juga membawa kapal-kapalan yang dihias dengan biji-bijian berwarna emas. Membawa sebuah kapal adalah kebiasaan kuno di kepulauan Yunani. Biasanya jika anak-anak ini menyanyi dengan baik, mereka akan diberi uang atau kacang, kembang gula dan daun ara kering.
7. Go Green ala Santa Claus di Negeri Katulistiwa
Di Negara kepulauan yang dikenal dengan Zamrud Katulistiwa ini perayaan Natal di suatu wilayah di Indonesia dirayakan dengan berbagai cara. Puluhan Sinterklas menaiki sepeda dan berkeliling kota tanpa kenal lelah untuk membawa bingkisan untuk dibagikan pada perayaan Natal di taman kota.
Pemeran Sinterklas juga turun ke jalan dan melambaikan tangan menghibur pengendara di lampu lalu lintas. Aksi Sinterklas tersebut adalah bagian dari promosi sebuah Pusat perbelanjaan dalam rangka menyambut Hari Raya Natal8. Hari Natal di Negara Jepang
Hari raya Natal di Jepang kalah pamornya dibandingkan dengan hari raya Tahun Baru. Di sana, Tahun Baru dianggap lebih penting daripada hari Natal. Tetapi meskipun hari Natal juga diperingati dengan cukup meriah di Jepang, baik dengan tukar-menukar kado, makan malam bersama, maupun memasang pohon Natal, semua itu hanya didasari pada rasa ketertarikan pada tradisi negara-negara Barat dalam merayakan Natal.Banyak tradisi Barat dalam merayakan Natal yang diadopsi oleh orang Jepang. Memang sudah merupakan kebiasaan orang Jepang untuk mencari sesuatu yang menarik dari negara-negara Barat dan kemudian mengubahnya menjadi sesuatu yang kental dengan khas Jepang. Selain tukar-menukar kado, keluarga-keluarga Jepang juga makan kalkun pada hari Natal, dan bahkan ada pohon Natal di beberapa tempat umum.
Mereka menghias rumah mereka dengan pohon cemara, dan puji-pujian Natal dikumandangkan dengan sukacita di beberapa rumah. Sering kali, sebuah ranting juga digantung di langit-langit rumah. Krans Natal digantung di depan pintu sebagai simbol keberuntungan.
9. Hari Natal di Negara Tirai Bambu
Orang Kristiani di China merayakannya dengan pencahayaan rumah mereka dengan lampion kertas yang indah dan menghias pohon Natal, dengan rantai kertas, bunga kertas, dan kertas lentera.Mereka menyebut pohon tersebut sebagai "Pohon Cahaya".
Pada saat Natal, anak-anak kristiani China menggantungkan stoking dan menunggu kunjungan dari Santa Claus, yang mereka sebut Dun Che Lao Ren yang berarti ‘Natal Old Man’.
Artikel ini diolah dari Google
No comments:
Post a Comment